0
Pengertian Filsafat, Ciri-ciri Filsafat dan Metedeologi Filsafat, sejarah ilmu filsafat,
Pengertian Filsafat, Ciri-ciri Filsafat dan Metedeologi Filsafat - Dengan berkembangnya zaman semakin banyak para ilmuwan yang berfikir dari tentang kehidupan manusia sampai bagaimana manusia itu hidup, bukan hanya mengenai tentang manusia saja tetapi tentang kehidupan didunia. Sehingga para ilmuwan berfikir dan berpendapat tentang teori-teori yang bisa diterima oleh massa, sehingga menjadi sebuah fakta dan kebenaran yang bisa diterima dan dilakukan menjadi sebuah filsafat. Dengan mempelajari filsafat secara keseluruhan kita akan dapat mengetahui berbagai macam macam ilmu serta sejarah sejarah tentang kehidupan maupun awal mula terbentuknya bumi maupun bahasan lainnya tentang filsafat.

Karena filsafat dapat membawa kita pada pemahaman dan juga tindakan.filsafat mengumpulkan pengetahuan manusia dengan sebanyak mungkin dan dari berbagai anggapan serta metologi maupun metologi para filsuf-filsuf. Filsafat dapat membawa kita kepada pemahaman, dan pemahaman membawa kita kepada tindakan yang lebih layak. Filsafat merupakan suatu analisa secara hati-hati terhadap penalaran-penalaran mengenai suatu masalah, dan dan penyusunan secara sengaja serta sistematis atas suatu sudut pandangan yang menjadi dasar suatu tindakan. Dan hendaknya ingat bahwa kegiatan yang namakan kegiatan kefilsafatan itu sesungguhnya merupakan suatu perenungan atau pemikiran.

Seorang filsuf dianggap sebagai orang yang memandang segala sesuatu dari sudut keabdian dan karenanya menemukan ketiadaan sifat pentingnya segala sesuatu atau dianggap sebagai orang yang memandang manusia sebagai sesuatu yang tidak berarti dan karenanya bersikap acuh tak acuh terhadap segala hal.filsafat menegaskan bahwa pengetahuan yang mendalam dalam arti sebenarnya diperoleh melalui perasaan. Banyak filsuf memberikan suatu tekanan pada ketidaan sifat pentingnya manusia, tetapi para silfus yang lain menegaskan tentang keunggulan manusia dan bersumber dari berbagai metodologi ilmu fiksafat itu tersendiri.
 
Rumusan Masalah

1. Apa pengertian filsafat ?
2. Apa ciri-ciri filsafat ?
3. Bagaimana metodologi filsafat ?

Bertujuan agar supaya dapat memberikan wawasan serta pengetahuan luas bagi para pembaca artikel tentang filsafat ini. Dengan bantuan rekan-rekan serta kakak-kakak panitia dengan disertakan dalam referensi buku buku serta tulisan tulisan pengarang terkemuka dalam bidang filsafat umum sehingga tugas makalah ini dapat terselesaikan.

Mempelajari filsafat dapat meberikan sumbangan iilmu pengetahuan bagi pembaca yang ingin berminat dalam pengetahuan filsafat yang luas terutama dalam bidang filsafat umum. Sehingga para pembaca mengetahui tentang apa itu filsafat, ciri-ciri filsafat serta manfaat filsafat dalam kehidupan sehari-hari.
 

Pengertian filsafat.

Filsafat adalah pencarian kebenaran melalui alur berfikir yang sistematis, artinya perbincangan mengenai segala sesuatu dilakukan secara teratur mengikuti sistem yang berlaku sehingga tahapan tahapannya mudah diikuti.[1]

Secara bahasa filsafat terbagi menjadi dua, etimologis dan terminologis. Secara etimologis, filsafat berasal dari beberapa bahasa, yaitu bahasa inggris dan bahasa yunani. Dalam bahasa inggris, yaitu “philosophy” sedangkan dalam bahasa yunani “philein” atau “philos” dan “sofein” atau “sophi”. Ada pula yang mengatakan bahwa filsafat berasal dari bahasa arab, yaitu “falsafah” yang artinya hikmah. Akan tetapi, kata tersebut pada awalnya berasal dari bahasa yunani “philos” artinya cinta, sedangkan “sophia”artinya kebijaksanaan. Oleh karena itu, filsafat dapat diartikan dengan cinta kebijaksanaan yang dalam bahasa arab diistilahkan dengan al-hikmah. Sedangkan secara terminologis filsafat mempunyai arti yang bervariasi. Juhaya S. Pradja mengatakan bahwa arti yang sangat formal dari filsafat adalah suatu proses kritik atau pemikiran terhadap kepercayaan dan sikap yang menjunjung tinggi.

Berfilsafat tidak hanya berarti membaca dan mengetahui filsafat. Filsafat memakai teknik analisis, serta mengetahui sejumlah bahan pengetahuan sehingga kita memikirkan dan merasakan secara falsafi. Filsafat mengantarkan semua yang mempelajari kedalam refleksi pemikiran yang mendalam dan penuh dengan hikmah.[2]

Ciri- Ciri Filsafat

Pemikiran kefilsafatan menurut Suyadi M.P. mempunyai karakteristik sendiri, yaitu menyeluruh, mendasar, dan spekulatif. Hal ini sama dengan pendapat Sri Suprapto Wirodiningrat menyebutkan juga pikiran kefilsafatan mempunyai tiga ciri, yaitu menyeluruh, mendasar, dan spekulatif. Lain halnya Sunoto, menyebutkan ciri-ciri dari berfilsafat, yaitu deskriptif, kritis dan analitis, evaluatif atau normatif, spekulatif, dan sistematik.

1. Menyeluruh

Artinya, pemikiran yang luas karena tidak membatasi diri dan bukan hanya ditinjau dari satu sudut panddangan tertentu. Pemikiran kefilsafatan ingin mengetahui hubungan antara ilmu yang satu dengan ilmu-ilmu lain, hubungan ilmu dengan moral, seni, dan tujuan hidup.

2. Mendasar

Artinya, pemikiran yang dalam sampai kepada hasil yang fundamental atau esensial objek yang dipelajarinya sehingga dapat dijadikan dasar berpijak bagi segenap nilai dan keilmuan. Jadi, tidak hanya berhenti pada periferis ( kulitnya) saja, tetapi sampai tembus kedalamnya.

3. Spekulatif

Artinya, hasil pemikiran yang didapat dijadikan dasar bagi pemikiran selanjutnya. Hasil pemikirannya selalu dimaksudkan sebagai dasar untuk menjelajah wilayah pengetahuan yang baru. Meskipun demikian, tidak berarti hasil pemikiran kefilsafatan itu meragukan, karena tidak pernah mencapai penyelesaian. ( Sri Suprapto Wirodiningarat, 1981, hlm. 113-114).[3]

Metodologi Filsafat

Metode ialah cara bertindak menurut sistem aturan tertentu metode filsafat hampir sama dengan definisi dari para ahli dan filsuf tersendiri. karena metode ini adalah suatu alat pendekatan untuk mencapai suatu hakikat sesuai dengan pandangan filsuf itu sendiri. Sepanjang sejarah filsafat telah dikembangkan sejumlah metode filsafat yang berbeda dengan cukup jelas. Metode filsafat dapat disusun menurut garis historis, sedikitnya da 10 metode yaitu sebagai berikiut :

1. Metode Krirts : Socrate, Plato

Bersifat analisis istilah dan pendapat yang menjelaskan keyakinan dan memperlihatkan pertentangan.

2. Metode Intuitif: Plotinus, Bergson

Dengan jalan institutif sedang dengan pemakaian simbol simbol diusahakan pembersihan intelektual atau bersama dengan penyucian mortal sehingga tercapainya suatu penerangan pemikiran.

3. Metode Skolastik: Aristoteles, Thomas Aquinas, Filsafat Abad Pertengahan

filsafat sintertis deduktuif. Dengan bertitik tolak dari definisi atau perinsip yang jelas dengan sendirinya.

4. Metode Geometris : Rene Descartes Dan Pengikutnya

Melalui analisis mengenai hal-hal kompleks dicapai intuisi akan hakikat-hakikat sederhana dari hakikat itu dideduksikan secara matematis segala pengertian lainnya.

5. Metode Empeirisis : Hobbes, Locke, Berkeley, David Hume

Hanya pengalamanlah yang menyajikan pengalaman benar maka semua pengertian dalam instropekdisi bagikan dengan serapan-serapan kemudian disusun bersamaan secara geometris.

6. Metode Transendental : Immanuel Kant, Neo-Skolastik

Bertitik tolak dari tempatnya pengertian edwngan jalan analisisnya syarat syarat bagi pengertian sedemikian.

7. Metode Fenomologis : Husser, Eksistensialisme

Dengan jalan beberapa pemotongan sistematis ( reduction ) revleksi atas fenomin dalam kesadara mencapai penglihatan hakikat hakikat murni.

8. Metode Dialegtis : Hegel, Marx

Dengan jalan mengikuti dimanis pemikiran atau alam sendiri menurut triade tesis, anti tesis sintesis dicapai hakiakat kenyataan.

9. Metode Neo Positive

Kenyataan di pahami menurut kenyataannya dengan jalan mepergunakan aturan aturan seperti ilmu pengetahuan posistif.

10. Metode Analitika Bahasa : Wittgension

Dengan jalan analisis pemakainan bahasa sehari-sehari di tentukan sah atau tidaknya ucapan ucapan filosofis.[4]
 
Dari berbagai uraian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa sebenarnya ilmu filsafat ataupun metodologi filsafat adalah merupakan ilmu yang sangat penting untuk mempeajari segala ilmu ilmu dunia yang terdapat dari berbagai metodologi yang telah terbahas di atas sebelumnya.
 
Mungkin sekiranya pembuatan artikel Pengertian Filsafat, Ciri-ciri Filsafat dan Metedeologi Filsafat banyak menuai kekeliruan atau pun yang lainnya sekiranya sisihkan saran untuk dalam pembuatan makalah ini sehingga menjadi benar pada masa yang akan mendatang.

Daftar ustaka

  • Kattsoff, Louis O, Pengantar Filsafat; Yogyakarta: Tiara Wacana Yogya, 2004.
  • Rasjidi, Lilik & Ira Thania Rasjidi, Dasar-dasar Filsafat dan Teori Hukum; Bandung, 2004.
  • Surajiyo, Ilmu Filsafat; Jakarta: Bumi Aksara, 2004
  • Hakim, Atang, Abdul, & Beni Ahmad Saebani, Filsafat Umum;Bandung: Pustaka Setia, 2008.
  • Hatta, Mohammad, Alam Pikiran Yunani; Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia ( UI-Press), 1986.
  1. Atang Abdul Hakim dan Beni Ahmad Saebani, Filsafat Umum, (Bandung:Pustaka Setia 2008) hlm.15.
  2. Ibid., hlm 14.
  3. Surajiyo,Ilmu Filsafat, (Jakarta:Pustaka Bumi Aksara ) hlm.13.
  4. Surajiyo,Ilmu Filsafat, (Jakarta:Pustaka Bumi Aksara ) hlm.8.


Post a Comment

Silahkan di Share kalau dianggap bermanfaat

 
Top